Berpuasa 20 jam di Swedia

Sebagai negara yang memiliki geografis di utara bumi, Swedia termasuk negara yang akan mengalami waktu puasa cukup panjang. Dalam satu bulan Ramadhan waktu puasa berkisar antara 18+ jam (hari pertama) dan 20+ jam (hari terakhir).

Beruntungnya, bulan Mei ini tidak banyak lagi kuliah tatap muka karena sudah memasuki akhir masa study. Boleh dikata hanya beberapa pertemuan saja. Tapi, malangnya selama bulan puasa ini, kami muslim di KTH juga harus bersiap untuk mengadapi exam period 4. Bahkan ada salah satu ujian saya yang dilaksanakan 1 hari setelah sholat ied.

Yang paling sulit bagi saya di bulan puasa kali ini adalah saya gampang haus. Entah karena cuaca yang membuat gampang dehidrasi atau karena sekarang saya sudah terbiasa minum air putih yang banyak.  Setidaknya saya lebih bersyukur, tidak terbayang muslim yang harus berpuasa 22 jam seperti Iceland atau negara eropa lain yang berpuasa hampir 18 jam tetapi dengan matahari yang menyengat kulit. Di Swedia sendiri saat ini sudah memasuki musim semi tetapi suhu rata-rata masih di angka 13-17 derajat celcius yang bisa dibilang lebih chill.

Selain itu, karena jarak antara waktu berbuka puasa dan sahur yang cukup dekat membuat saya masih merasa kenyang di saat waktu sahur tiba. Akhirnya hanya memutuskan minum air putih saat sahur. Akibatnya menderitanya siang-siang hari sekitaran jam 2-3.

Ibu saya selalu nyuruh buat ngikutin jam puasa Indonesia/Arab aja, tapi saya sendiri sih masih berusaha buat menjalankan sesuai kalendar puasa muslim Stockholm. Yang mana sebenernya ga saya ikutin karena saya belum menemukan hadits yang membenarkan ini. Hari pertama bisa dilalui meskipun waktu saya belajar hanya efektif 3 jam saja. Selebihnya dipakai buat tidur-tiduran atau melakukan aktivitas yang tidak terlalu menguras energi.

Oiya ternyata momen Ramadhan inilah yang akhirnya berhasil membuat saya merasakan homesick setelah berbulan-bulan merantau.

Ramadhan Day 2 – Spring 2019

12 thoughts on “Berpuasa 20 jam di Swedia

Leave a comment